ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. ”K” DENGAN DIAGNOSA MEDIS ”CVA BLADING”
DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MOBILISASI
DI PAVILIYUN FLAMBOYAN
RSUD JOMBANG
Di Susun Oleh :
Mokhamad Dafid Andianto
Nim: 7111027
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit stroke merupakan syndrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis dan global, yang berlangsung 24 jam dan langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan pendarahan oleh non tranmatik. Gangguan sistem persarafan (stroke) meliputi degenerativ, peradangan miestania parkinson, sindrom guillain, barre, sklerosis, amiotrofil literal karena respon yang berkaitan dengan gangguan ini dapat berkisar dari minimal sampai berat, diagnosis yang mungkin berikut ini mencerminkan individual dengan tingkat gangguan yang bervariasi. Istilah stroke memberi arti seperti ada sesuatu kekuatan dari luar yang menyerang tanpa tanda-tanda atau pukulan yang hebat tanpa peringatan. Sesungguhnya tidaklah demikian pada sebagian besar kasus, penyakit stroke terjadi dari akumulasi pola hidup dan kebiasaan sehari-hari, kumpulan dari kesalahan-kesalahan kecil akhirnya menumpul menjadi peristiwa yang besar bagi sejumlah orang.
Stroke dihasilkan karena lokasi tertentu dari pembuluh darah menjadi aus atau lemah yang berlangsung bertahun-tahun. Stroke merupakan hal yang serius, ini merupakan penyakit yang membahayakan hidup. Oleh karena itu, kita perlu mengenal tanda-tanda stroke dan garis besar penyebabnya sehingga dapat memotivasi kita untuk mengubah kebiasaan tidak sehat yang mendorong timbulnya penyakit berbahaya tersebut. Terjadinya stroke, gejalanya akan tampak pada tingkah laku dan telah disebutkan sebelumnya, terdapat banyak pembuluh arteri, dan cabang-cabangnya yang menyuplai area yang spesifik dari otak dan beberapa area tersebut mendapatkan suplai lebih dari satu pembuluh arteri, kekurangan darah segar yang disebabkan oleh gangguan misalnya terdapat timbulnya plak atau pecahnya arteri dapat menimbulkan stroke. Dengan kata lain stroke adalah gangguan suplai darah pada sebagian otak. Tidak ada bagian dari badan dapat bertahan hidup bila ada gangguan suplai darah dalam jangka waktu yang lama karena darah membawa oksigen dan bahan makanan lain untuk kehidupan.
Tanda-tanda strok muncul bila kehilangan rasa atau lemah pada muka, bahu, atau kaki, terutama bila hanya terjadi pada separuh tubuh, merasa bingung, sulit bicara, atau sulit menangkap pengertian, sulit berjalan, pusing dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi sakit kepala yang amat sangat tanpa diketahui penyebabnya dengan jelas.
Jenis stroke dalam salah satu terbitan Nasional Stroke Association (NSA) menjelaskan bahwa stroke dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Stroke Iskemik (Ischae Mic Stroke) dan stroke karena perdarahan, mendadak atau stroke Hemoragi (Hemoragi Stroke) lebih kurang 82 % dari stroke adalah iskemik, meskipun lebih jarang terjadi, stroke karena pendarahan lebih berbahaya. Stroke iskemik terjadi apabila sel-sel otak itu berhenti bekerja untuk sementara waktu atau akan mati seterusnya tergantung pada tingkat parah dan lamanya iskemik, iskemik yang berat berlangsung lama dan akhirnya menyebabkan kematian sel-sel otak yang tidak dapat pulih. Kerusakan ini disebut infarkota stroke hemoragi. Stroke jenis yang kedua disebabkan oleh adanya pendarahan. Stroke karena pendarahan (hemoragi), bila arteri di otak pecah, darah tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar otak dan tengkorak. Ada beberapa penyebab stroke hemoragi, stroke hemoragi khususnya terjadi pada mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi. Kemungkinan untuk selamat lebih banyak pada stroke iskemik daripada stroke hemoragi. Kelainan yang terjadi pada stroke iskemik lebih berat dan kemungkinan sembuh lebih kecil,
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah tanda-tanda Stroke ? Sebutkan !
- Jenis stroke dibagi menjadi berapa ? sebutkan !
1.3 Tujuan
- Tujuan Umum
• Untuk mengetahui tanda-tanda dan jenis stroke pada pasien
- Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi tanda-tanda stroke pada pasien dan gejalanya
• Mengidentifikasi jenis stroke pada pasien
• Menganalisis riwayat keluarga pasien yang menderita stroke
1.4 Manfaat
Bagi Profesi Keperawatan
• Dapat memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan
• Keperawatan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
BAB I
KONSEP MEDIS
CEREBRO VASKULER ACCIDENT (CVA)
1.1 Definisi
Cerebro Vaskuler Accident / Stroke merupakan suatu keadaan kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak atau merupakan suatu kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis pembuluh darah serebral atau darah seluruh sistem pembuluh darah otak.
CVA / Stroke adalah adanya akibat neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak lokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Klasifikasi stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya yaitu :
1. CVA (Bleding)
Merupakan pendarahan serebral yang mungkin pendarahan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu, biasanya kejadiannya melakukan aktivitas/aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. Stroke bleding adalah disfungsi otak yang terjadi secara spontan bukan karena trauma kapatis, disebabkan karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
2. CVA (Infark)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis cerebral. Biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi pendarahan namun terjadi iskemi yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul oedema sekunder kesadaran umumnya baik.
Faktor-faktor resiko Stroke (CVA)
Yang dapat diubah
1. Hipertensi, faktor resiko utama
2. Penurunan darah, (tekanan) berlebihan dalam jangka panjang
3. Obesitas, perokok dan alkoholisme
4. Gangguan darah dan aliran darah
5. Kelainan pembuluh darah otak
6. Asam urat
Yang tidak dapat diubah
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Ras/suku bangsa
4. Riwayat keluarga
1.2 Etiologi
Penyebab dari stroke / CVA adalah :
- Trombosis
- Emborisme serebral
- Pendarahan baik intra serebral maupun subrocoid
1.3 Tanda dan Gejala
- Tekanan darah tinggi
- Pusing, gangguan motorik/sensorik (kesemutan)
- 3. Mental, gangguan dalam bicara dan kekacauan
1.4 Problem Tree
BAB II
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
“MOBILISASI”
Mobilisasi
Definisi
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup guna mempertahankan kesehatannya.
Imobilisasi adalah ketidakmampuan/keterbatasan untuk menggerakkan seluruh tubuh/aktivitas secara bebas.
Jenis-jenis mobilisasi ada 2, yaitu :
1. Mobilisasi penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilisasi penuh menunjukkan syaraf motorik kolunter dan sensorik dan mengontrol seluruh area tubuh.
2. Mobitas sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena ada gangguan syaraf motorik dan sensorik pada area tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi
1. Tingkat pertumbuhan/perkembangan tubuh
2. Keadaan fisik
3. Keadaan nutrisi
4. Emosi
5. Kelemahan neuromaskular dan skeletal
6. Pekerjaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi imobilisasi
1. Gangguan muskulus skeletal
2. Gangguan kardiovaskular
3. Gangguan penggunaan faisava maskular
4. Gangguan eliminasi
Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan pada usia tua, dan mempengaruhi mobilitas seseorang), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa tanggal dan MRS, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah pada badan klien, bicaranya pelan dan tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separo badan atau gangguan otak.
4. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada yang menderita, hipertensi atau diabetes militus, gangguan kejang, kanker dan stroke.
5. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit hipertensi, riwayat trauma kepala, penggunaan obat-obat anti keagulan, aspirin vasodolatator, obat-obat adaptif dan kegemukan.
6. Pola aktivitas sehari-hari
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori/hemipiegi, mudah lelah.
Pola tidur / istirahat
Biasanya klien mengalami kesukaran dalam beristirahat.
Kajian : kebiasaan tidur, apakah nyaman saat tidur
Pola eliminasi
Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
Pola makan dan minum
Adanya sulit menelan, nafsu makan menurun, mual, muntah pada fase akut.
Pola kebersihan diri
Biasanya klien mengalami keterbatasan dalam membersihkan diri sehingga harus dibantu oleh orang lain.
Pola kegiatan
Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol.
Pola hubungan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi karena akibat gangguan bicara.
Pola seksual
Kaji status pernikahan pasien, kaji berapa jumlah anak pasien, bagaimana fungsi seksual.
Pola penanggulangan stres
Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berfikir dan kesulitan berkomunikasi.
7. Data psikososial
Stroke penyakit yang sulit penyembuhannya, biasanya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan, dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.
8. Data spiritual
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil, kemampuan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh.
9. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
a. Kesadaran : Umumnya mengalami penurunan kesadaran
b. Suara bicara : Kadang mengalami gangguan, yaitu sukar dimengerti kadang tidak bisa bicara.
Tanda-tanda vital
TD : S : ND : RR :
Biasanya tekanan darah meningkat, nadi bervariasi
Pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala : bentuk normo chepalik
b. Muka : umumnya tidak simetris yaitu menceng ke salah satu sisi
c. Leher : kaku jarang duduk
Pemeriksaan mata
Bentuk simetris, reaksi pupil, warna sklera dan konjungtiva
Pemeriksaan hidung
Bentuk, lesi, dan sekret
Pemeriksaan telinga
Tes : Rinne dan tes webber
Pemeriksaan mulut
Bibir (bentuk, kelembaban, lesi) gigi dan kebersihan mulut
Pemeriksaan integumen
Jika klien kekurangan O2 kulit tampak pecah, dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek.
Pemeriksaan thorak
Pada pemeriksaan thorak kadang di dapat suara nafas rochi, whezing ataupun suara nafas tambahan.
1. Inspeksi
a. Bentuk : simetris, mengembang
b. Pergerakan : simetris, tertinggal sama (seimbang)
2. Palpasi
Apakah terdapat nyeri tekan saat pergerakan
3. Perkusi : suara
Apakah suara normal/ada kelainan
4. Auskultasi
Bagaimana suara nafas, apakah ada suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
Didapat penurunan peristaltik usus akibat, badrest yang lama.
1. Inspeksi
Mengkaji bentuk, apakah adanya benjolan
2. Auskultasi
Bagaimana bising usus, normal atau tidak
3. Palpasi
Meraba daerah abdomen, apakah ada nyeri tekan
4. Perkusi
Apakah ada bunyi dullnes atau timpani
Pemeriksaan ekstermitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
Pemeriksaan genetalia
Kadang terdapat inkontinensia urine
Ada lesi atau tidak
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan nervus kranalis 12
Umumnya terdapat gangguan nervus kranalis VII dan XII central
Pemeriksaan motorik
Hampir salah satu kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh.
Contoh :
Pemeriksaan sensorik
Dapat terjadi hemiparastesi
Pemeriksaan reflek
Pada fase akut, reflek fisiologis sisi yang tumpuh akan menghilang, setelah berapa hari reflek fisiologis akan muncul kembali didahului dengan reflek patologis.
Pemeriksaan muskulus skeletal
Penilaian terhadap respon motorik
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak
2. Nyeri b/d post trauma
3. Gangguan sansai sensori pada ekstermitas yang pasase
4. Resiko tinggi TIK meninggat b/d pendarahan odema serebral ditandai dengan klien pusing dan muntah.
5. Gangguan konsep diri akibat imobilitas
6. Gangguan interaksi sosial b/d imobilitas
Intervensi
Dx Keperawatan dan intervensi
Dx : Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak
Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria :
1. Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
2. Mempertahankan posisi fungsional
3. Meningkatkan kekuatan dan fungsi yang sakit
4. Menunjukkan teknik latiha yang mampu melakukan aktivitas
Intervensi
1. Perintahkan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
R : Pasien mendapatkan posisi yang nyaman dan yang diinginkan
2. Bantu dalam rentang gerak pada ekstermitas yang sakit dan tidak sakit
R : eredaran darah pasien menjadi lancar dan tidak terjadi kaku pada daerah sendi
3. Jelaskan dan pandangan dalam beraktivitas
R : Pasien menjadi mengerti efek dan akibat dari aktivitas yang dilakukan
4. Ubah posisi secara periodik
R : Mengurangi resiko terjadinya di kubitus pada pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis / ahli fisioterapi
R : Mempercepat penyembuhan pasien, dengan pemberian fisioterapi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny "K"
Dengan Masalah Keperawatan Prioritas Gangguan
Mobilitas pada Kasus CVA Bleeding
di Pavilyun Flamboyan RSUD Jombang
Anamnese
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Status :
Diagnosa medis :
No. Reg :
2. Keluhan Utama
Pasien tidak sadar
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga pasien mengatakan sekitar jam 11.55 WIB. Pasien tiba-tiba terjatuh di dapur dan tidak sadarkan diri. Lalu keluarganya membawa pasien ke UGD RSUD Jombang , di UGD Pasien mendapatkan terapi infus RL lalu pasien dipindahkan ke ruang flamboyan untuk dilakukan tindakan keperawatan selanjutnya.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Keluarga mengatakan pasien 1 tahun yang lalu pasien pernah dibawa ke RSUD Jombang selama 7 hari dengan penyakit tetanus.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini, dan tidak pernah mengalami penyakit berat seperti : jantung, paru-paru, HIV, Hepatitis.
6. Pola Aktivitas sehari-hari
1. Pola tidur/ istirahat
- Tidur :
Sebelum MRS
- Pasien tidur jam 7 malam sampai 5 pagi, tidur selama 10 jam
Saat MRS
- Pasien tidak sadar (semi koma)
2. Pola Eliminasi
- BAB
Sebelum MRS
- di bantu
- konsistensi lembek
Saat MRS
- BAB tidak diketahui pasien tidak sadar
- BAK
Sebelum MRS
- BAK Normal
Saat MRS
- Dibantu dengan kateter
3. Pola makan dan minum
Sebelum MRS
- Makan
- Frekuensi : 2x sehari
- jenis diet : nasi lembek
- porsi : setengah mangkuk kecil
- komposisi : nasi, lauk
- Minum
- Frekuensi : 8x gelas/ hari
- Jenis : air putih
Saat MRS
Makan dan minum
- 3 x 1 bungkus susu/ hari
- 3 x 1 bungkus 250 cc/ hari
- 3 x 1 air putih, 1500 cc/ hari
- Makan dan minum melalui NGT
4. Pola kebersihan diri
- Sebelum MRS : Mandi : 2x/ sehari
Keramas : 2x/ minggu
Memotong kuku : 1x/ minggu
Ganti pakaian : 2x/ hari
- Saat MRS : Mandi : pasien diseka 2x/ hari
Keramas : belum pernah dilakukan
Memotong kuku : 1x/ minggu
Ganti pakaian : 2 hari sekali
5. Pola Aktivitas
- Sebelum MRS : Pasien melakukan aktivitasnya dengan normal
- Saat MRS : Pasien tidak bisa melakukan apa-apa karena pasien tidak sadar.
6. Pola hubungan peran (konsep diri)
- Sebelum MRS : Pasien dengan keluarga dan tetangga baik
- Saat MRS : Pasien tidak sadarkan diri, tetapi hubungan keluarga pasien dengan keluarga lain baik.
7. Pola Seksual
Pasien mempunyai 1 anak laki-laki dan selalu membantu keperluan pasien.
8. Pola Penanggulangan stress
- Sebelum MRS : Jika pasien mempunyai masalah, selalu diselesaikan bersama keluarga.
- Saat MRS : Pasien tidak sadar
9. Data Psikososial
Pasien tidak sadar saat MRS, pasien tidak ada masalah dengan keluarga maupun perawat.
10. Data Spiritual
- Sebelum MRS : Pasien bisa menjalankan ibadah dengan baik, melakukan sholat dengan baik.
- Saat MRS : Pasien tidak sadar, kelurga pasien mengatakan semua adalah cobaan dari Allah SWT dan keluarga pasien selalu berdo'a untuk kesembuhan pasien.
11. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan Umum
Pasien kelihatan lemah dan tidak sadar.
Kesadaran menurun dengan GCS : 1 – 1 – 2
B. Tanda-tanda vital
TD : 150/ 100 mm/Hg
D : 367oC
NP : 82 x / menit
RR : 20x/ menit
C. Pemeriksaan kepala dan leher
- Kepala
Inspeksi :
- Bentuk simetris
- Hidung tidak ada polip
- Warna rambut putih kehitam-hitaman
Palpasi : - Ada nyeri teka dan ada lesi di bagian bibir.
- Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
D. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : Bentuk Simetris
Sklera : ikterus
Pupil : isokor
Konjungtiva : merah muda
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata
E. Pemeriksaan hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi dan tidak ada masa
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
F. Pemeriksaan telinga
Inspeksi : Bentuk simetris
- Pasien tidak dapat mendengar karena pasien tidak sadar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
G. Pemeriksaan mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada lesy, tidak warna merah muda
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
H. Pemeriksaan Integumen
Inspeksi : warna kulit kemerah-merahan, kelembapan : lembab, turgor : normal, ledy : tidak ada lesy pada kulit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
I. Pemeriksaan Thorak
Inspeksi : Bentuk simetris, mengembang, pergerakan simetris normal
Palpasi : Pergerakan simetris
Perkusi : Suara ketok, normal sonor
Auskultasi : Normal, tidak ada suara tambahan
J. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, abdomen tidak ada tonjolan
Auskultasi : Normal, tidak ada bising usus
Palpasi : Turgor kulit normal, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Normal, timpani
K. Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
Inspeksi : Tidak ada kelainan pada kelamin dan sekitar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Terpasang kateter, selama 5 hari
L. Muskulus skeletal
Inspeksi : - Tangan kiri terpasang infus
- Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot
Lateralisasi ke kanan
M. Pemeriksaan neurologi
GCS = 1 – 1 – 2
RF =
RP = + / +
N.
12. Pemeriksaan penunjang
- Hematologi
Cell dyn cito
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
1. Hemoglobin
2. Leukosit
3. Hematokrit
4. Eritrosit
5. Trombosit 12,9 g
8.300
36,9
4.120.000
176.000 11,4 – 17,7 g/dl
4700 – 10.300/ cmm
37 – 48 %
L 4, 5-5,5, 4-5 jt/ UL
150.000 – 350.000/cmm
13. Penatalaksanaan
1. Injeksi citicoline 250 mg
2. Injeksi Ratidin 1 ampul
3. Injeksi Piracetam 3 gram
4. Injeksi Dexamethason 1 ampul
5. Monitol 500 cc
6. Infus RL
7. Piracetam (oral) 2 x 250 mg
2 x 1 ampul
3 x 3 gram
2 x 1 ampul
5 x 100 cc
2 flas/ 24 jam
3 x 1 sehari
ANALISA DATA
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
NO KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
1. Ds : keluarga mengatakan pasien tidak sadar
Do : - K/U/ lemah
- GCS 1-1-2
- Kesadaran menurun
- TTV
TD : 150/100 mmHg
S : 36,7 oC
ND : 82x/ menit
RR : 20x/ menitt
- Kekuatan otot motorik
- Lateralisasi ke kanan
RF =
RS = +/+ Pecahnya pembuluh darah
Penurunan blood flow ke otak
Hipoksia jaringan otak
Infark otak
Edema serebri
Disfungsi neurologi
Hemiplegi
Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan mobilitas fisik
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD
DITEMUKAN TERATASI
1. Gangguan mobilitas fisik
b/d kelamahan anggota gerak
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran menurun
- GCS 1 – 1 – 2
- Kekuatan otot lateralisasi ke kanan
- TTV
TD : 150/ 100 mmHg
S : 36,7 oC
N : 82x/ menit
RR : 20 x/ menit
18 Juli 2011 Belum teratasi
RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria/ standart Rencana tindakan Rasional
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan GCS pasien naik 1. Diharapkan keadaan umum pasien membaik
2. Kesadaran pasien meningkat
3. GCS Pasien naik hingga memenuhi standart
4. Kekuatan otot naik hingga
3 4
2 4
1. Tindakan pendekatan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pengkajian tentang GCS dan mengobservasi TTV
3. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam beraktivitas
4. Mengubah posisi secara periodik
5. Kolaborasi dengan tim medis/ fisioterapi (memberikan injeksi dan memasukkan cairan infus)
- Infus RL, 2 flas/ 24 jam
Manitol 100 cc, 5 x 100 cc
- Otot
Citicoline 250 mg, 2 x 250 mg
Piracetam 3 gram, 3 x 3 gram
Dexamethason 1 ampul, 2 x 1 ampul
Ranitidin 1 ampul, 2 x 1 ampul R : Keluarga memahami tindakan yang akan dilakukan.
R : Mengetahui tingkat kesadaran pasien dan mengetahui tanda-tanda vital pasien.
R : Pasien menjadi mengerti efek dan akibat yang dilakukan
R : Mengurangi terjadinya dikubitus pada pasien.
R : Mempercepat penyembuhan pasien.
CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
Tgl/ jam No. Dx Tindakan Keperawatan Respon klien TTD
18-07-2011
07.15 I 1. Tindakan pendekatan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan - Keluarga pasien mendengarkan penjelasan yang diberikan dan mengikuti instruksi yang diberikan
07.30 2. Melakukan pengkajian tentang
- Penilaian kesadaran GCS = 1-1-2
- Kekuatan otot lateralisasi ke kanan - Pasien tidak sadar
07.45 3. Observasi TTV
TD : 150/100 mmHg
N : 82x/ menit
S : 36,7 oC
RR : 20x/ menit - Pasien tidak sadar selama TTV dilakukan
08.15 4. Membantu mengubah posisi tidur pasien - Pasien tidak sadar keluarga mengubah membantu posisi tidur
08.30 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan terapi
- Infus RL
Manitol 1 x 100 cc
- Injeksi
Citicoline 1 x 2 gr
Piracetam 1 x 3 gr - Tidak terjadi alergi setelah tindakan dilakukan
CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
Tgl/ jam No. Dx Tindakan Keperawatan Respon klien TTD
19-07-2011
07.10 I 1. Tindakan pendekatan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan - Keluarga pasien mendengarkan penjelasan yang diberikan dan mengikuti instruksi yang diberikan
07.35 2. Melakukan pengkajian tentang
- Penilaian kesadaran GCS
1-1-2
- Kekuatan otot lateralisasi ke kanan - Pasien tidak sadar
07.50 3. Observasi TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 80x/ menit
S : 37,6 oC
RR : 20x/ menit - Pasien tidak sadar selama TTV dilakukan
08.10 4. Membantu mengubah posisi tidur pasien - (Pasien tidak sadar) keluarga mengubah membantu posisi tidur
08.25 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan terapi
- Infus RL
Manitol 1 x 100 cc
- Injeksi
Piracetam 1 x 3 gr
Ceftiaxone 1 x 1 gr - Tidak terjadi alergi setelah tindakan dilakukan
CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
Tgl/ jam No. Dx Tindakan Keperawatan Respon klien TTD
20-07-2011
14.10 I 1. Tindakan pendekatan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan - Keluarga pasien mendengarkan penjelasan yang diberikan dan mengikuti instruksi yang diberikan
14.25 2. Melakukan pengkajian tentang
- Penilaian kesadaran GCS
1-1-2
- Kekuatan otot lateralisasi ke kanan - Pasien tidak sadar selama pengkajian dilakukan
14.40 3. Observasi TTV
TD : 160/80 mmHg
N : 100
S : 38 oC
RR : 24 - Pasien tidak sadar selama TTV dilakukan
15.00 4. Membantu mengubah posisi tidur pasien - (Pasien tidak sadar) keluarga mengubah membantu posisi tidur
15.30 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan terapi
- Infus RL
Manitol 1 x 100 cc
- Injeksi
Ceftiaxone 1 x 1 gr
Dexamethason 1 x 1 ampul
Ranitidin 1 x 1 ampul - Tidak terjadi alergi selama pemberian obat
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Ny "K"
No. Register : 08 39 31 Dx Medis : CVA Bleeding
Ruangan : FLAMBOYAN
Tanggal Jam No. Dx Catatan Perkembangan TTD
18-07-2011
12.00 I S = pasien belum sadar
O = K U Lemah
GCS 1-1-2
TTV= TD = 150/100 mmHg
S = 36,7oC
N = 82x/ menit
RR = 20x/ menit
A = Masalah belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan
No. 1, 2, 3, 4, 5
19-07-2011 13.00 S = Pasien belum sadar
O = K U Lemah
GCS 1-1-2
TTV= TD = 170/80 mmHg
S = 37,6oC
N = 100x/ menit
RR = 20x/ menit
A = Masalah belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan
No. 2, 3, 4, 5
20-07-2011 19.00 S = Pasien belum sadar
O = K U Lemah
GCS 1-1-2
TTV= TD = 160/80 mmHg
S = 38oC
N = 100x/ menit
RR = 24x/ menit
A = Masalah belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan
No. 2, 3, 4, 5
Semoga Bermanfaat,................
Cyberlink.blogspot.com.
Cyberlink.blogspot.com.
bemfikunipdu.webs.com
0 comments:
Post a Comment