TIS
Suatu
peradangan akut pada selaput otak yang diakibatkan oleh
Bakteri Virus
Meningitis
Bakteri Meningitis
non bakteri
(Aseptc)
90 % kasus terjadi pada
anak umur 1
bln -
5 th
MENINGITIS BAKTERI
Etiologi
:
Ø H. influenza ( type B )
Ø Streptokokus pneumonie
Ø Neisseria meningitides ( meningococus)
Ø b Hemolytic streptococcus
Ø Stapilococus aureus
Ø Escherecia coli
Faktok Predisposisi
Ø Laki-laki > perempuan
Ø Faktor maternal
- ketuban pecah dini
- Infeksi maternal pada akhir
kehamilan à meningitis pada neonatus
Ø Penurunan mekanisme immune dan penurunan
leukosit à meningitis pada BBL
Ø Anak dengan kekurangan imunoglobulin dan anak
yang minum obat imunosupresant
Infeksi
Pembuluh
darah Penetrasi Luka
CSS
Seluruh
rongga sub arachnoid
Eksudat
Tuberkel
Kelainan pembuluh darah Obstruksi sisterna basalis
(Arthritis-phlebitis)
Infark Otak Hidrocephalus
Pelunakan Otak
MANIFESTASI KLINIS
Ø Tergantung pada luasnya penyebaran dan umur
anak
Ø Dipengaruhi oleh type dari organisme keefektifan dari terapi
CHILDREN AND ADOLESCENT
Ø Sakitnya tiba-tiba, adanya demam, sakit kepala,
panas dingin, muntah, kejang-kejang
Ø Anak menjadi irritable dan agitasi dan
dapat berkembang photopobia, delirium,
halusinasi, tingkah laku yang agresif atau mengantuk stupor dan koma
Ø Gejala pada respiratory atau gastrointestinal
Ø Adanya tahanan pada kepala jika difleksikan
Ø Kekakuan pada leher (Nuchal Rigidity)
Ø Tanda kernig dan brudzinki (+)
Ø Kulit dingin dan sianosis
Ø Peteki/adannya purpura pada kulit à infeksi meningococcus (meningo cocsemia)
Ø Keluarnya cairan dari telinga à meningitis peneumococal
Ø Congenital dermal sinus à infeksi E. Colli
INFANT AND CHILDREN
Ø Manifestasi klinisnya biasanya tampak pada anak
umur 3 bulan sampai 2 tahun
Ø Adanya demam, nafsu makan menurun, muntah,
iritabel, mudah lelah dan kejang-kejang, dan menangis meraung-raung.
Ø Fontanel menonjol
Ø Nuchal Rigidity à tanda-tanda brudzinki dan kernig dapat terjadi namun lambat
NEONATUS
Ø Sukar untuk diketahui à manifestasinya tidak jelas dan tidak spesifik
à ada kemiripan dengan anak yang lebih tua, seperti:
- Menolak untuk makan
- Kemampuan menelan buruk
- Muntah dan kadang-kadang ada diare
- Tonus otot lemah, pergerakan melemah dan kekuatan menangis
melemah
- Hypothermia/demam, joundice, iritabel, mengantuk,
kejang-kejang, RR yang tidak teratur/apnoe, sianosis dan kehilangan BB.
- Ketegangan , fontanel menonjol mungkin ada atau tidak
- Leher fleksibel
- Kolaps kardiovaskuler, kejang-kejang dan apnoe terjadi bila
tidak diobati/ditangani
KOMPLIKASI
Ø Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang
awal dan pemberian terapi antimikrobial dengan cepat.
Ø Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang
banyak (kental), adanya penekatan pada
bagian yang sempit à
obstruksi cairan cerebrospinal à
hydrocephalus
Ø Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex
serebral dan adanya abses otak à
infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.
Ø Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari
otot-otot wajah atau otot-otot yang lain pada kepala dan leher à penyebaran infeksi pada daerah syaraf cranial
Ø Kompl;ikasi yang serius biasanya diakibatkan
oleh infeksi : meningococcal sepsis atau meningococcemia
Ø Syndrom water haouse-Friderichsen
§ Overwhelming septic shock
§ DIC
§ Perdarahan
§ Purpura
Ø SIADH, subdural effusion, kejang-kejang, edema
serebral, herniasi dan hydrocephalus.
Ø Komplikasi post meningitis pada neonatus:
§ Ventriculitis (yang menghasilkan kista, daerah yang dibatasi oleh akumulasi
cairan dan tekanan pada otak)
§ Gangguan yang menetap dan penglihatan,
pendengaran dan kelemahan nervus yang lain
§ Cerebral palsy, cacat mental, gangguan belajar,
penurunan perhatian, gangguan hiperaktivitas dan adanya kejang.
§ Hemiparesis dan quadriparesis à arthritis/thrombosis
EVALUASI DIAGNOSTIK
LUMBAL FUNKSI
Ø Cairannya
diukur dan diambil sample untuk mendapatkan culture, gram stain, jumlah
sel darah merah dan untuk mengetahui adanya glukosa dan protein
Ø Culture dan stain à mengidentifikasi organisme penyebab
Ø Jumlah sel darah merah meningkat
Ø Glukosa menurun
Ø Kensentrasi protein meningkat
Ø Culture darah
Ø Culture hidung dan tenggorokan
TERAPEUTIC MANAGEMENT
Ø Isolation precautions
Ø Pemberian terapi antimikroba
Ø Mempertahankan hidrasi yang optimum
Ø Mempertahankan ventilasi
Ø Mengurangi peningkatan TIK
Ø Management dari shock
Ø Mengontrol kejang
Ø Mengontrol temperatur pada ekstrimitas
Ø Koreksi anemia
Ø Perawatan dari komplikasi
PERHATIAN PERAWAT
Ø Melakukan precautions untuk melindungi anak dan
orang laindari kemungkinan infeksi .
Ø Menjaga ruangan agar tidak bising dan
menimpalkan stimulus lingkungan.
Ø Mencegah aktifitas yang menyebabkan nyeri/ meningkatkan ketidaknyamanan, seperti
mengangkat kepala anak.
Ø Memberi dukungan pada keluarga
Berdiskusi dengan
keluarga
Memberikan informasi tentang
perkembang anak dan semua prosedur yang akan dilakukan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
GANGGUAN
RASA NYAMAN: NYERI BERHUBUNGAN DENGAN IRITASI MENINGEAL, BEDREST.
TUJUAN 1. : Tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda nyeri/iritasi meningeal.
KELUHAN : sakit kepala
(-), fotophobia (-), tidak ada iritabilitas yang berlebihan.
HR dan RR normal, tanda kernig’s dan brudzinki (-)
INTERVENSI :
- Kaji tingkat nyeri
- Evaluasi indikator dari
nyeri (ekspresi wajah, menangis, gerakan), lokasi, lamanya.
- Lakukan tindakan untuk memberikan kenyamanan (seperti
memberikan posisi yang nyaman, distraksi dan massage)
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Ajarkan anak ( bila sudah besar ) untuk mencegah gerakkan yang
meningkatkan TIK ( mis : Batuk, mengedan dll )
- Batasi pengunjung
TUJUAN 2. : Menunjukkan tidak ada peningkatan TIK
Kriteria
hasil : Tanda Tanda Vital dalam batas normal
Tidak ada
iritabilitas
Tidak ada
keluhan
INTERVENSI :
- Kaji tanda-tanda peningkatan TIK tiap 1 – 2 jam
Ø Penurunan HR & RR, peningkatan TD
Ø Penurunan tingkat pada bayi
Ø Peningkatan LK pada bayi
Ø Fontanel menonjol
Ø Cengeng, perubahan pupil, ¹ simetris, bengkak & melebar
Ø Sakit kepala & muntah
- Elevasikan kepala 30
- 45 °
- Posisi kepala tegak & stabil
- Menurunkan stimulasi lingkungan
- Tawarkan kegiatan untuk meningkatkan kenyamanan
- Batasi cairan
2. RISIKO
TINGGI INJURI BERHUBUNGAN DENGAN
TUJUAN : Injuri tidak terjadi
Kriteria Hasil : Tidak ada luka selama
dan sesudah serangan
Mengetahui dan
mengatasi serangan sesegera mungkin
INTERVENSI :
- Monitor frekuensi serangan
- Pasang penghalang TT
- Berikan mainan yang lembut
- Sediakan suction & O 2
disamping tempat tidur
- Jaga dan tetap tenang dalam serangan
- Miringkan anak
- Hindari barang – barang berbahaya
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium UPF
Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya , 1998
Ngastiyah,
Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta , 1997.
Rahman M,
Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok Minat
Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa
M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih
(1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta .
0 comments:
Post a Comment