Powered by Blogger.

Friday, 24 June 2011

ASKEP PADA KLIEN DENGAN BATU GINJAL

                                                                   Kumpulan-Kumpulan Askep 

DEFINISI
Batu GinjalBatu ginjal merupakan suatu massa yang keras yang terbentuk dari kristal-kristal dari endapan urine dan tumbuh pada bagian dalam ginjal.Urolithiasis adalah istilah untuk menggambarkan batu yang terjadi pada saluran kemih. Tetapi istilah Batu Ginjal dapat menerangkan kondisi batu yang terjadi pada semua tempat di saluran kemih.

ETIOLOGI
Penyebab pasti sampai saat ini tidak diketahui, meskipun beberapa jenis makanan meningkatkan terjadinya batu. Riwayat keluarga dengan batu ginjal juga mempengaruhi insiden ini.


KLASIFIKASI
Beberapa jenis batu ginjal menurut komposisi kimiawi :- Calcium oxalate calculi.Ditemukan pada sekitar 80% penderita batu ginjal di USA, yang terbentuk dari asam oxalic. Bayam, coklat, kopi, teh, cola, kacang-kacangan, dan strawbery, adalah makanan yang meningkatkan pembentukan batu. Juga terbentuk dari pemecahan vitamin C dalam tubuh.- Uric acid calculiBatu ini berkembang dari kristal asam urat yang terbentuk dari urine yang keasamannya tinggi. Merupakan 5% dari seluruh kejadian batu ginjal. Pada beberapa keadaan, batu jenis ini berkombinasi dengan batu oksalat.- Cystine calculi.Merupakan 2 % dari seluruh kejadian batu ginjal. Cystine merupakan asam amino dari protein yang berbentuk kristal heksagonal saat diekskresikan dalam jumlah banyak. Batu jenis ini menunjukkan bahwa klien mengalami cystinuria, suatu kondisi herediter dimana ginjal tidak dapat menyerap asam amino.- Struvite calculiAdalah bentuk kristal keras dari magnesium aluminium fosfat. Batu ginjal terjadi dari substansi-substansi yang terbentuk pada klien dengan infeksi saluran kemih karena bakteri.- Staghorn calculiMerupakan batu ginjal bercabang yang terbentuk dari struvit.

FAKTOR RESIKO
Faktor risiko terjadinya batu ginjal adalah : pria, adanya riwayat batu ginjal dalam keluarga, usia lebih dari 30 tahun, diet tinggi oxalat, dehidrasi atau kurang minum, gangguan metabolisme yang mempengaruhi ekskresi garam, ostomi.
Batu ginjal sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, jika timbul gejala, maka nyeri adalah masalah utama. Nyeri ini timbul saat batu melewati saluran kemih. Nyeri dirasakan tiba-tiba saat batu bergerak di saluran kemih, sehingga menimbulkan iritasi dan sumbatan. Secara spesifik, klien akan merasakan nyeri tajam, nyeri kramp di pinggang bagian belakang dan sisi area ginjal atau di abdomen bagian bawah. Kadang kala disertai mual dan muntah.Untuk mencegah batu asam urat, maka Allopurinol bermanfaat pada kasus hiperuricosuria. Jika batu cystine tidak dapat dikontrol melalui minum banyak, maka Thiola dan Cuprimine, akan membantu menurunkan jumlah cystine dalam urine. Pada batu struvit yang tidak dapat dibuang, maka diberikan Acetohydroxamidc acid (AHA) untuk mencegah infeksi yang dapat mengarah terbentuknya batu. Pada kasus hiperparatiroidisme yang kadang kala timbul batu ginjal, maka tindakannya adalah membuang kelenjar paatiroid.

Terapi Pembedahan
Sebenarnya, tindakan pembedahan bukanlah hal yang terpenting. Tindakan pembedahan batu ginjal dilakukan jika klien resisten terhadap terapi konservatif, batu berukuran besar, adanya obstruksi batu, atau pada klien dengan kelainan anatomi pada saluran kemih, sehingga batu berukuran kecilpun tidak dapat lewat. pembedahan dilakukan jika batu ginjal :- Tidak dapat keluar dan menimbulkan nyeri menetap- Ukuran terlalu besar dan terletak di tempat yang sulit- Menghambat laju urine- Menimbulkan infeksi saluran perkemihan- Merusak jaringan ginjal dan menyebabkan perdarahan- Terlihat semakin membesar (sesua gambaran radiologi). terdapat 4 (empat) tindakan untuk membuang batu ginjal, yaitu Ectracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL), Percutaneous Nephrolithotomy (PNCL),Ureteroscopic Stone Removal dan Open (incisional) Surgery. Kecuali ESWL, maka tindakan yang lain digolongkan dalam tindakan pembedahan.

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)a. IndikasiDilakukan pada batu ginjal berukuran lebih dari 2 cm dan berupa batu keras. Tindakan ini dilakukan jika ESWL tidak efektif.b. ProsedurTindakan PNCL dilakukan dibawah pengaruh anestesia umum, dengan lama waktu pembedahan antara 3 – 4 jam. Prosedur ini melibatkan fragmentasi langsung dari batu ginjal melalui insisi kecil yang dibuat di pinggang bagian belakang pada posisi ginjal yang terkena, dengan suatu alat nephroscope.
Batu besar akan dihancurkan dengan semacam logam panjang yang disertai energi ultrasonik atau elektrohidrolik, atau laser litrotriptor, agar menjadi serpihan batu. Kateter akan dipasang untuk mengalirkan urine, dan pada insisi ditempatkan selang yang disebut nephrostomy untuk mengalirkan cairan dari ginjal. Kateter akan dilepaskan setelah 24 jam. Nephrostomy akan tetap terpasang selama klien dirawat di RS selama 5-6 hari.

Persiapan
Sebelum dilakukan PCNL, klien membutuhkan pemeriksaan fisik lengkap, pemerksaan darah lengkap, EKG, uji urine, dan pemeriksaan waktu pembekuan darah. Aspirin obat Arthritis harus dihentikan 7 – 10 hari sebelum pembedahan karena mempengaruhi menipiskan darah dan waktu pembekuan darah. Laksatif diberikan sebelum pembedahan untuk mengurangi risiko konstipasi selama pasca bedah. Klien dianjurkan untuk minum hanya larutan yang sifatnya jernih selama 24 jam, disertai puasa pada tengah malam sebelum pembedahan.d. Perawatan Pasca PembedahanPCNL standar, umumnya membutuhkan hospitalisasi 5 – 6 hari setelah pembedahan. Hal ini untuk mengobservasi apakah masih ada serpihan batu yang tertinggal. Setelah nephrostomy dilepaskan, balutan dipasang pada lokasi insisi. Cairan intravena diberikan 1 – 2 hari, kemudian anjurkan untuk banyak minum sehingga dapat menghasilkan urine sebanyak 1,2 liter/ hari. Darah yang terdapat pada urine adalah kondisi normal beberapa hari setelah PCNL. Sampel darah dan urine diperiksa di laboratorium untuk mengetahui faktor risiko formasi kalkuli.

Risiko PCNL- Ketidakmampuan membuat jalur yang cukup untuk memasukkan nephroscope. Pada kasus seperti ini, tindakan bedah terbuka ginjal menjadi alternatif.- Perdarahan- Infeksi- Demam- Akumulasi cairan di area insisi- Terbentuknya arteriovenosus fistula- Injury pada limpa, hati, paru dan kelenjar empedu.
Open Surgery (Bedah Ginjal Terbuka)a. Indikasi- Kegagalan ESWL atau PCNL- Ukuran batu yang besar dan banyak, sehingga memerlukan ESWL maupun PCNL berulang.- Adanya kelainan anatomi saluran kemih- Obesitas ekstrimOpen surgery merupakan teknik pembedahan yang paling invasif. Selama tahun 2003, teknik ini paling banyak digunakan untuk membuang batu ginjal yang berukuran besar.

ProsedurInsisi dibuat pada pinggang bagian belakang pada area ginjal. Teknik ini menyebabkan banyak pembuluh darah yang terbuka, tetapi tranfusi darah jarang diperlukan. Pyelolithotomy adalah teknik bedah yang digunakan untuk membuang batu ginjal berukuran besar di pelvis renal. Insisi dibuat di sepanjang axis ginjal, sehingga ginjal akan terbuka seperti sebuah buku. Setelah semua fragmen batu diambil, irisan ginjal dirapatkan kembali. Suatu selang nephrostomy atau ureteral stent ditinggalkan untuk meningkatkan drainage dari ginjal dan mempercepat penyembuhan. Partial nephrectomy atau simple nephrectomy adalah pembedahan yang membuang sebagian ginjal. Hal ini dilakukan jika batu ginjal telah menetap dalam waktu yang lama, menyebabkan infeksi rekuren, dan merusak ginjal.
Persiapan(sama dengan persiapan pada PCNL)

Perawatan Pasca PembedahanKlien umumnya akan dirawat selama satu minggu setelah pembedahan dilakukan, dan memerlukan waktu 6 (enam) minggu untuk pemulihan di rumah. Nyeri merupakan masalah yang sangat dominan, tetapi dapat diatasi dengan obat nyeri oral maupun intravena. Anestesi epidural juga dapat digunakan untuk mengontrol nyeri pasca bedah.
Risiko PembedahanPerdarahan dan infeksi.
Ureteroscopy Stone Removal

Implikasi dalam Keperawatan
Pra BedahMasalah keperawatan yang timbul pada masa ini adalah :
- Nyeri b.d adanya obstruksi, penekanan batu saluran kemih
- Cemas b.d prosedur pembedahan- Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual dan muntah

Peran perawat :
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
- Menjelaskan tentang penyakit batu ginjal
- Berikan lingkungan yang tenang
- Mempertahankan intake nutrisi

Fokus tindakan perawat pada masa ini adalah persiapan klien untuk menjalani pembedahan, meliputi : memastikan pemeriksaan penunjang sebagai indikator status kesehatan klien (Foto thorak, EKG, kadar gula darah, pemeriksaan darah/ urine rutin, dan waktu pembekuan darah, dll), informed consent pembedahan, memastikan klien puasa sejak tengah malam, melakukan enema, dan mencukur area pembedahan. Perawat juga harus mencatat golongan darah dan melakukan antisipasi tranfusi darah, khususnya pada open surgery, jika diperlukan.Klien dan keluarga juga perlu diberi penjelasan mengenai teknik pembedahan yang dilakukan, indikasi, efek samping dan perawatan pasca bedah, untuk mengurangi kecemasan. Teknik batuk efektif dan napas dalam juga mulai diajarkan pada klien.
Intra Bedah

Masalah keperawatan yang timbul :
- Risiko injuri : perdarahan b.d prosedur pembedahan
- Risiko infeksi b.d insisi bedah
Peran perawat :
- Melakukan desinfeksi pada area retroperitoneal jika akan dilakukan nefrektomi dan area abdomen bagian bawah jika dilakukan ureteroskopi.
- Mempertahankan stabilitas pernapasan dan sirkulasi
- Memantau stabilitas hemodinamik
- Menghitung jumlah perdarahan
- Mempertahankan teknik sterilitas saat prosedur bedah dilakukan
Pasca Bedah Masalah keperawatan yang timbul :
- Bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi sekret akibat efek sedasi pembedahan.
- Nyeri b.d luka pembedahan
- Risiko infeksi b.d luka pembedahanPeran perawat :
- Anjurkan klien untuk melakukan batuk efektif seperti yang sudah diajarkan sebelumnya
- Lakukan manajemen nyeri : distraksi, imagery, relaksasi
- Kolaborasi dalam pemberian analgesik
- Pertahankan teknik cuci tangan yang baik
- Lakukan perawatan luka dengan mempertahankan teknik aseptik
- Monitor kondisi luka terhadap adanya tanda-tanda infeksi
- Monitor perdarahan yang keluar dari luka atau dari drain
- Monitor output urine
- Pertahankan intake nutrisi yang baik

Fokus tindakan perawat pada pasca bedah adalah memantau jumlah perdarahan, mempertahankan output urine dan modifikasi diet. (Ignatavicius, 1999). Untuk meminimalkan terjadinya infeksi, antibiotika golongan Aminoglikosida atau Cefalosporin dapat diberikan. Selain itu hidrasi yang baik perlu dipertahankan dengan memberi cairan 2 – 3 liter/ hari, kecuali ada kontraindikasi. Ambulasi dini juga perlu diperhatikan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Pendidikan Kesehatan untuk KlienSetelah menjalani pembedahan, klien akan dirawat di RS selama 5 – 7 hari. Sedangkan waktu pemulihan selama kurang lebih 6 (enam) minggu, klien akan berada di rumah. Untuk itu, penting sekali pendidikan kesehatan diberikan kepada klien dan keluarga, meliputi :- Perubahan gaya hidup (kebiasaan minum, diet dan pekerjaan).- Modifikasi diet, sesuai analisa kalkuli- Melibatkan keluarga dalam perawatan diri klien- Mengajarkan kepada keluarga untuk meleporkan adanya penyimpangan kondisi klien ke fasilitas kesehatan
Pengalaman Merawat Klien dengan Pembedahan Batu GinjalBeberapa kali saya merawat klien dengan pembedahan batu ginjal, dengan teknik open surgery. Kebanyakan adalah pria dengan riwayat diet tinggi oksalat dan kurang minum.Tindakan pasca bedah yang dilakukan :- Manajemen nyeri- Perawatan luka- Pendkes tentang penyakit, diet yang tepat dan perawatan luka

Kritik tentang Pembedahan Batu GinjalMengenai PCNL, mengingat risiko yang mungkin ditimbulkan yaitu injuri pada organ limpa, hati, paru dan kelenjar empedu, maka prosedur ini harus dilakukan oleh dokter bedah yang terampil dan ahli. Meskipun dilain pihak, teknik ini tidak terlalu menimbulkan resiko perdarahan dibandingkan Open surgery, misalnya.
Sedangkan pada teknik Open surgery, menurut literatur diatas, tranfusi darah tidak begitu diperlukan. Padahal, pada kenyataannya teknik ini akan menyebabkan banyak pembuluh darah yang terbuka, sehingga risiko perdarahan akan meningkat. Selain itu, beberapa literatur tidak menyebutkan bagaimana cara perawatan klien pasca bedah, khususnya mengenai perawatan di rumah. Padahal, klien hanya dirawat di RS selama kurang lebih satu minggu dan akan berada pada masa pemulihan di rumah selama 6 (enam) minggu.
Rencana Penerapan Penatalaksanaan Perawatan Pasca Bedah Batu GinjalRancangan kegiatan berupa pembuatan protap perawatan pasca bedah batu ginjal di ruang perawatan, yaitu pasca bedah PCNL, pasca bedah Open surgery dan pasca Ureteroskopi.
Dukungan :- Akan mendapat dukungan dari seluruh tim medis dan keperawatan - Keberhasilan program akan membawa nama baik bagi ruang rawat dan rumah sakit.
Hambatan :- Pengetahuan yang masih beragam mengenai teknik pembedahan batu ginjal dan perawatannya

0 comments: